Sabtu, 17 September 2011

Andaikan Lebih Panjang, Baru dan Semuanya

Apabila ada sahabatnya yang meninggal, Rasulullah SAW biasanya hadir dan mengantarkan jenazah sahabatnya itu ke kuburan. Lalu, setelah semuanya selesai, Rasulullah menyempatkan berkunjung ke rumah keluarga yang ditinggalkan untuk sekedar menghibur. Pada suatu saat, terjadi dialog yang menarik antara Rasulullah dan istri almarhum sahabatnya. "Adakah wasiat dari suamimu?" Tanya Rasulullah.

Mulanya wanita tersebut ragu namun karena Rasulullah yang meminta, istri sahabat itu pun bercerita. "Wahai Rasulullah, sebelum suamiku meninggal, ia sempat berbicara lirih, 'Andaikan lebih panjang ... Andaikan yang baru ... Andaikan semuanya ...' Saya tidak paham apa yang ia katakan. Apakah itu wasiat atau hanya rintihan sakaratul maut? Tanya istri sahabat

Mendengar hal itu, Rasulullah tersenyum, lalu menjelaskan makna ucapan almarhum. "Begini istri sahabatku, apa yang telah engkau dengar dan apa yang telah diucapkan oleh suamimu adalah benar. Suamimu tidak sedang mengigau karena sakaratul maut. Ketika itu, suamimu melihat pahala amalan selama hidupnya" Jelas Rasulullah.

Kemudian Rasulullah melanjutkan penjelasannya, "Amalan tersebut terjadi ketika suamimu itu pergi ke masjid. Di perjalanan, ia bertemu dengan orang buta yang sama-sama hendak ke masjid, lalu ia menuntunnya. Maka, di akhir hayatnya ia menyesal, 'Andaikan jalan ke masjid itu lebih panjang lagi', pasti pahalanya lebih besar dari yang ia lihat sekarang"

"Suatu hari pula, suamimu itu juga hendak pergi ke masjid untuk sholat subuh. Di perjalanan, ia bertemu dengan orang yang sedang kedinginan. Lalu ia memberikan satu dari dua mantel yang ia pakai. Dan yang ia berikan itu bukan yang baru. Karena mantel yang baru, ia sendiri yang pakai. Maka, di akhir hayatnya ia menyesal. 'Andaikan yang diberikan itu mantel yang baru', pasti pahalanya lebih besar dari yang ia lihat sekarang." Lanjut Rasululullah.

"Suatu hari juga engkau sedang menyiapkan makanan untuk suamimu. Ketika makanan iu hendak dimakannya, tiba-tiba ada pengemis. Lalu suamimu memberikan separuh dari makanan itu. Maka, di akhir hayatnya ia menyesal. 'Andaikan yang ia berikan itu semuanya', pasti pahalanya lebih besar dari yang ia lihat sekarang." Jelas Rasulullah kepada pertanyaan istri sahabatnya itu.


Dari kisah di atas, dapat diambil hikmahnya. Sekecil apa pun amalan yang dilakukan, akan diperlihatkan. "Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula." (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Tahu