Minggu, 17 November 2013

Sebuah Semangat Baru: Karena Kita Bukan Manusia Biasa


Oleh: Mahdiah Maimunah (PSPD 2012)

Beberapa hari ini saya merasa melewati hari dengan sia-sia. Meski telah melaksanakan tanggung jawab besar dalam sebuah kepanitiaan, tapi jiwa saya tidak puas. Ada yang hilang! Melewati satu hari tanpa ilmu yang banyak itu seperti tanpa kehidupan. Lalu saya berpikir, bagaimana mampu memberi tanpa ada isi? Kemana diri saya? Bukankah sebesar2nya kemanfaatan akan dapat diberi dengan sebesar2 isi yang kita miliki?

Haus! Lapar! Tidak mungkin jika selama hidup hanya dipertemukan dengan masalah yang ini saja dan jiwa saya selalu menurut oleh ritme kemauan orang-orang di sekeliling saya. Harus ada perubahan! Harus memberi kemanfaatan. Harus bisa menjadi figur dengan seribu kemanfaatan. Agar kelak ketika Allah menanyakan apa yang telah kau lakukan di dunia, kita mampu menjawabnya dengan tenang. Yakinkan bahwa menjadi seorang yang gagah seperti Khalid bukan halangan. Menjadi seorang pemimpin yang berwibawa seperti Umar bukan mustahil menjadi dan memiliki beragam keistimewaan sebagai seorang muslim bukan suatu yang ada di awan 'angan-angan'. 

Menjauhlah kerendahan dan ketakutan! Gapai ketinggian untuk kemulian tanpa harus melupakan kesucian jiwa yang kokoh di dalam dada. Ada harapan besar nan membara bahwa ummat islam mesti bangkit! Bangkit dengan terobosan-terobosan yang mengguncang dunia, mengembalikan kemuliaan yang dulu hilang direbut kerakusan yahudi, barat dan dedengkotnya. Menjadi mulia dengan keluhuran akhlak yang ada pada teladan mulia sepanjang sejarah, nabi-nabi dan sahabat-sahabatnya: sabar, sensitive, peduli, rela berkorban, rendah hati dan akhlak2 yang kini semakin tergantikan dengan kebiadaban. Kemana islam yang dulu? Bukankah ia yang membuat harapan muslim kini masih membara dengan panasnya? Membuat kita bertahan dalam keistiqamahan sikap mulia dan bertahan mengkondisikan sekitar kita agar tak bertambah parah rusaknya? Kemana dia? Kemana?


Sudah! Jangan mencari-cari kemana figur untuk dijadikan teladan lagi! Jadikan dirimulah sebagai inisiator berdegupnya kembali kejayaan islam di tengah kebaikan yang semakin hengkang! Cukuplah komitmen dengan siroh2 nabi, rasul dan sahabatnya serta  orang2 beriman yang bersamamu. Bahkan sekalipun jika ada seorang mukmin yang 'aneh' dalam paradigmamu ia tetaplah menjadi landasan yang membuatmu berdiri karena kebaikannya. Jangan ambil pusing dengan keburukannya dan genggamlah tangannya kembali karena agama adalah nasihat. Jika nasihat mulai terlupakan, jika saling mengingatkan menjadi tradisi yang memalukan, bagaimana Islam kita?

Saudaraku, banyak hal yang harus kita benahi. Mulai dari diri kita, sekeliling kita dan bahkan dunia pun harus kita benahi. Membenahi itu butuh ilmu, butuh pula pengalaman yang membuat kita semakin kuat ditempa. Jangan puas dengan nilai-nilai 'wow' sepele paradigma orang-orang sekitarmu. Jangan puas dengan pencapaian2 kecil. Nilai A saja tidak cukup bagimu! Memenangkan lomba skala nasional atau internasional pun saja juga tidak cukup jika nilai-nilai jariyah untuk bekalmu nanti hanya secuil. 

Itulah visi besar seorang muslim. Ia berdiri dengan landasan yang gagah dengan kebesaran dan kemuliaan penciptaNya. Ingat bukan? 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam." Itulah teman, itulah yang membuat pasukan perang kaum mukmin di perang Badar yang berjumlah 300an mampu mengalahkan lawan yang jumlahnya seribuan. Itulah juga yang menjadikan tokoh-tokoh ilmuan penting islam kelas dunia berani membaktikan diri, mempelajari dan menemukan ilmu-ilmu dasar yang digunakan hingga saat ini. Bahkan saya menemukan fakta bahwa figur2 mulim yang hebat biasanya tak sekedar memiliki satu atau dua saja keahlian yang mumpuni, tapi multiple. Mengapa? Karena mereka semua mempunyai visi yang besar untuk memberikan kebermanfaatan yang seluas-luasnya.

Suatu hal pula yang mesti diingat dan jangan disepelekan adalah masalah hati. Ketika nanti suatu saat Allah telah mengizinkan pencapaian-pencapaian besar itu terkabulkan, persiapkan agar hati tidak meleleh karena kesombongan, bahkan seharusnya lebih rendah hati. Jangan sampai meremehkan. Juga jangan sering menyalahkan karena kita memiliki nilai lebih dari sekitar kita. Ketahuilah sobat! Ilmu itu meliputi hikmah yang ada pada setiap orang. Sekalipun seorang pencuri atau pemabuk pun pastilah ada sesuatu yang Allah titipkan padanya untuk kita. Hikmah ini juga yang membuat kita berpikir dari berbagai sudut pandang.

Maka satu kata untuk kita semua adalah : BELAJAR. Belajar dari banyak hal, dari semut kecil hingga gajah yang besar. Belajarlah dari lapisan bumi paling dalam hingga luasnya hamparan cakrawala membentang. Belajarlah dari seorang yang dianggap hina sekalipun hingga orang-orang yang disegani karena kemuliaan. Belajarlah membenahi diri: perbaharui visi, misi, komitmen, skill, akhlak, motivasi, dan banyak hal. Belajarlah hingga akihir hayat, karena belajar itu proses berkelanjutan. Bubuhi dengan kemuliaan niat hingga akhirnya suatu saat nanti Allah memanggil kita. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wamamaati lillahi rabbal 'alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Tahu